Jumat, 20 November 2015

ASAL USUL NAMA BATU LOTONG

ASAL USUL NAMA BATU LOTONG
            Ada sebuah pernyataan bahwa apalah arti sebuah nama ? mungkin dapat dibayangkan apabila di dunia ini tidak ada nama maka tak ada identitas pembeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga begitu berartinya sebuah nama sebagai unsur petanda yang membedakan baik dari segi petanda geopolitik maupun sebagai identitas suatu wilayah. Hal ini begitu menarik sebab penamaan punya hubungan erat dengan geopolitik, seperti halnya nama Indonesia yang menjadi sebuah identitas secara imajiner dan tentu lahir dari sebuah kesadaran politik tentang sebuah rasa senasib maupun sepenanggungan.
            Indonesia mungkin hanya sebuah nama tetapi kekuatan imajiner yang kemudian melahirkan kesadaran politik maka Indonesia kala itu telah menanjak dari sebuah konsep imajiner mengenai bangsa menjadi sebuah realita kesadaran politik. Tentu pada hal yang sama ketika berbicara mengenai asal usul nama Batu Lotong maka nama itu telah menjadi identitas yang kemudian dapat dibaca sebaga identitas wilayah, masyarakat dan politik. Mengapa Batu Lotong perlu dibaca sebagai identitas wilayah ? selanjutnya penamaan tentu sangat penting untuk memetakan antara wilayah yang satu dengan lainnya, mungkin hal ini diperlukan untuk membangkitkan rasa persaudaraan. Pada level masyarakat sangat berpengaruh untuk menunjuk sebuah identitas asal usul suatu masyarakat dan tentu ini telah menjadi tradisi dalam Bugis-Makassar menyebut seseorang dengan penamaan seperti Baco to Batu Lotong yang berarti Baca yang berasal dari Batu Lotong maka ini menjadi petanda untuk membedakan antara Baco yang lainnya.
            Dalam ranah politik tentu hal ini sangat penting dan berpengaruh sebab adanya identitas nama menunjukan tempat yang tentu secara politik sangat dibutuhkan, sebab nama atau identitas dalam politik sangat berguna untuk mempertegas suatu wilayah. Sebab nama sangat mempengaruhi emosi secara politik yang bisa membangkitkan kesadaran akan sebuah identitas, makanya nama wilayah sangat berpengaruh dalam membangun persepsi masyarakat.
            Penamaan Batu Lotong memang sangat unik sebab dalam bahasa Bugis yang berarti Batu Hitam, tentu aspek sejarah penamaan Batu Lotong begitu menarik untuk dicermati pertama letak Batu Lotong yang begitu strategis sebab diapit oleh sungai dan gunung sehingga secara geopolitik sangat menarik serta ada sebuah penyataan bahwa peradaban besar lahir dari aliran air (sungai dan laut) hal ini sangat dipahami sebab manusia memiliki ketergatungan pada air sebagai sumber kehidupan. Batu Lotong yang menurut cerita yang secara turun temurun di kisahkan bahwa penamaan ini didasari pada kondisi batu yang berada pada aliran sungai memiliki warna hitam sehingga disebutlah dengan nama Batu Lotong, maka semenjak itu nama Batu Lotong telah melekat sebagai sebuah unsur identitas suatu wilayah.
            Pada perkembangan selanjutnya Batu Lotong lambat laun mengalami perkembangan secara kebudayaan, hal ini dilandasi akan adanya cerita mengenai pertarungan antara buaya dan ular yang kemudian dimenangkan oleh buaya. Karena ular yang kalah hanyut terurai di aliran sungai maka dalam bahasa Bugis disebut dengan istilah mallambe-lambe, ada unsur cerita yang menempatkan superioritas unsur air terhadap unsur darat yang keduanya dilambangkan buaya dan ular. Telah mengilhami lahirkan beberapa kebudayaan dalam kehidupan masyarakat Batu Lotong yang memiliki asumsi bahwa penunggu sungai Batu Lotong adalah buaya manusia dalam artian buaya yang terlahir dari rahim manusia, kemudian buaya manusia itu di tempatkan pada sungai Batu Lotong nama buaya manusia tersebut sering disebut dengan nama Puang Kunyi.
            Secara logis kemudian cerita buaya manusia ini sebagai penunggu memiliki beberapa implikasi diantaranya bahwa buaya sebagai simbol penguasa air telah mengalami reduksi bahwa penunggunya adalah buaya manusia artinya bahwa cerita ini mempertegas legitimasi hasrat kuasa manusia yang telah melakukan ekspansi bukan hanya pada dunia pertarungan manusia dengan manusia tetapi manusia dengan binatang yang pada hakikatnya mempertegas manusia sebagai simbol kemenangan atas segala pertarungan. Kemudian secara beruntun berimplikasi melahirkan suatu budaya yang namanya marimpa salo atau menghulu sungai dengan menggunakan daun kelapa yang telah diikat memanjang menutupu lebar sungai, tradisi ini dilakukan pasca panen padi hal ini berarti ungkapan rasa syukur.
            Mengapa budaya marimpa salo ini diadakan di sungai ? pertama simbol air sebagai sumber kehidupan sebab tanpa air yang cukup padi tak mungkin subur, sehingga panen akan menjadi gagal. Ke dua untuk mempertegas kemenangan manusia terhadap unsur air, sebab salama ini buaya yang sangat ditakuti sebagai pemangsa yang mematikan tapi kini manusia malah begitu berani menantang dan hal ini mempertegas superioritas manusia terhadap berbagai sumber kehidupan. Ke tiga bahwa untuk menikmati nasi maka diperlukanlah lauk dan tentu sungai memiliki sumber ikan yang begitu melimpah untuk dinikmati manusia.

            Jadi, penamaan Batu Lotong telah menjadi suatu petanda mengenai lahirnya kebudayaan, secara letak geografis memang begitu mendukung untuk melahirkan budaya sebab secara alamia tentu ini begitu membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Kemudian lambat laun manusia mulai belajar bagaimana menata alam yang ada dan hal tersebut dapat dipahami bahwa manusia yang telah mengalami keterlampauan secara materil tentu mencari ranah yang lain untuk dikembangkan. Kondisi darat juga membantu menyuburkan tradisi yang ada di Batu Lotong sehingga lahirlah budaya mappabettaeng nyarang dipinggiran sungai di Batu Lotong segaligus menandakan kemenangan manusia dan segaligus legitimasi kemenangan manusia. sehingga nama begitu mempengaruhi dalam melahirkan budaya tentu hal tersebut tak terlepas dari konteks geografis suatu wilayah dan membuat suatu kebudayaan berkembang sebagai ungkapan ekspresi hasrat kuasa manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar