CATATAN YANG
TERSEMBUNYI
Semua kalangan sering membicarakan mengenai kemajuan
sebuah bangsa di abad modern ini dan sudah pasti berkiblat pada masa renaisans
atau masa pencerahan yang dialami eropa dengan segenggam kemajuan yang diraih
baik dari segi teknologi, ilmu pengetahuan dan civil socaity, sehingga tak
pelak lagi barat is the best di dalam pemikiran kebanyakan orang sehingga bila
kita berbicara mengenai dunia akademisi pasti mereka membicarakan pandangan
atau teori ilmuwan-ilmuwan barat sehingga tokoh-tokoh pemikir seperti karl max,
max weber, imanuel kant, j.j.reusseu, pokoknya sampai pemikiran-pemikiran
mereka menjadi rujukan dan sering menjadi bahan diskusi di tempat-tempat semua
orang yang melakukan kajian keilmuwan. Di bagian sosial dan politik karl max
menjadi tokoh yang amat sering di perbincangkan disetiap alur-alur pemikiran
sosial dikaji.
Sehingga setiap orang yang berbicara begitu berbangga
diri bila dapat mengutip pandangan para pemikir barat tersebut sehingga mereka
menjadi pengikut pandangan barat, sampai disini mungkin tidak terasa amat
janggal kenapa setiap orang yang ingin meju harus meniru peradaban yang maju ?,
sehingga memang secara logis harus mengikut perkembangan yang jauh lebih maju
bila tidak ingin di cap ketinggalan zaman, tapi secara logis pula kita dapat
mengatakan bukankah mengikuti yang telah ada berarti hanya memberikan satu
titik pandangan tanpa melahirkan warna pemikiran yang baru bila hanya tetap
berpegang teguh pada yang telah ada, bukankah dari segi ini kita dapat
menggugat yang namanya kemodernan yang hanya sebuah trend sesaat sehingga bagi
orang yang berpikir dan ingin malahirkan wacana baru dalam keilmuwan sudah
menjadi kodrat bagi jiwa yang kritis untuk membuat sebuah gagasan tandingan,
sebab secara logis setiap pemikiran dapat di gugat bukan karena ingin
menjatuhkan tapi karena satu faktor apakah pemikiran yang ada bernilai
kebenaran atau tidak ?, sehingga bila kita ingin kembali kepada persoalan
diawal soal renaisans di barat sebagai sebuah zaman yang merupakan awal dari
kemajuan seperti sekarang ini versi barat, apakah barat hari ini teori baru
ataukah hanya bangunan yang megah dengan berpondasikan teori lama ?, inilah
yang patut kita pertanyakan kembali menggunakan metode kritisme terhadap trend
pemikiran barat hari ini dan lagi pula patut kita lihat secara bersama sejauh
mana barat memperlakukan manusia dalam persfektif kebudayaan sehingga dari sini
patut kita melihat bagaimana barat memperlakukan manusia ?, apakah semakin
berbudaya atau malah menimbulkan kebobrokan ?.
Untuk itu semua kita perlu melihat para pemikir dalam
memandang memanusia, apakah manusia hanya di tempatkan sebagai bagian dari
produk alam ?, sehingga dia di hargai karena kerjanya sehingga semangat kerja
muncul tapi tidak menghiraukan sisi manusiawi yang terpenting bisa berproduksi
sehingga dampak kegiatan produksi ini tidak pernah hadir dalam pertimbangan
yang ada adalah bagaimana menghasilkan produksi. Sehingga bila ini telah
menjadi visi kemajuan barat maka sudah menjadi kodrat untuk kita kritisi
sebagai kemajuan yang trend sebab hanya menimbulkan masalah sosial berarti
dapat kita katakan bahwa kemajuan barat tidak meletakkan nilai-nilai
kemanusiaan sebagai landasan kemajuan sebab hanya menempatkan manusia sebagai
bagian dari produksi yang menyampingkan nilai-nilai kemanusiaan, di hadapan
kaum empirik barat manusia ibarat bahan eksperimen produksi untuk mencari
untung sehingga melahirkan kesenjangan antara kaum buruh dan kaum pemilik modal
yang makin menempatkan manusia sebagai alat pemenuhan tuntutan produksi, lalu
pertanyaannya sekarang apa makna peradaban barat bila hanya menjadikan
kemajuannya dengan tolak ukur produksi, sehingga yang tidak mampu berdaya saing
dan pasti hanya dijadikan sebagai penikmat limbah produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar