Jumat, 27 November 2015

catatan yang tersembunyi

                                                CATATAN YANG TERSEMBUNYI
            Semua kalangan sering membicarakan mengenai kemajuan sebuah bangsa di abad modern ini dan sudah pasti berkiblat pada masa renaisans atau masa pencerahan yang dialami eropa dengan segenggam kemajuan yang diraih baik dari segi teknologi, ilmu pengetahuan dan civil socaity, sehingga tak pelak lagi barat is the best di dalam pemikiran kebanyakan orang sehingga bila kita berbicara mengenai dunia akademisi pasti mereka membicarakan pandangan atau teori ilmuwan-ilmuwan barat sehingga tokoh-tokoh pemikir seperti karl max, max weber, imanuel kant, j.j.reusseu, pokoknya sampai pemikiran-pemikiran mereka menjadi rujukan dan sering menjadi bahan diskusi di tempat-tempat semua orang yang melakukan kajian keilmuwan. Di bagian sosial dan politik karl max menjadi tokoh yang amat sering di perbincangkan disetiap alur-alur pemikiran sosial dikaji.
            Sehingga setiap orang yang berbicara begitu berbangga diri bila dapat mengutip pandangan para pemikir barat tersebut sehingga mereka menjadi pengikut pandangan barat, sampai disini mungkin tidak terasa amat janggal kenapa setiap orang yang ingin meju harus meniru peradaban yang maju ?, sehingga memang secara logis harus mengikut perkembangan yang jauh lebih maju bila tidak ingin di cap ketinggalan zaman, tapi secara logis pula kita dapat mengatakan bukankah mengikuti yang telah ada berarti hanya memberikan satu titik pandangan tanpa melahirkan warna pemikiran yang baru bila hanya tetap berpegang teguh pada yang telah ada, bukankah dari segi ini kita dapat menggugat yang namanya kemodernan yang hanya sebuah trend sesaat sehingga bagi orang yang berpikir dan ingin malahirkan wacana baru dalam keilmuwan sudah menjadi kodrat bagi jiwa yang kritis untuk membuat sebuah gagasan tandingan, sebab secara logis setiap pemikiran dapat di gugat bukan karena ingin menjatuhkan tapi karena satu faktor apakah pemikiran yang ada bernilai kebenaran atau tidak ?, sehingga bila kita ingin kembali kepada persoalan diawal soal renaisans di barat sebagai sebuah zaman yang merupakan awal dari kemajuan seperti sekarang ini versi barat, apakah barat hari ini teori baru ataukah hanya bangunan yang megah dengan berpondasikan teori lama ?, inilah yang patut kita pertanyakan kembali menggunakan metode kritisme terhadap trend pemikiran barat hari ini dan lagi pula patut kita lihat secara bersama sejauh mana barat memperlakukan manusia dalam persfektif kebudayaan sehingga dari sini patut kita melihat bagaimana barat memperlakukan manusia ?, apakah semakin berbudaya atau malah menimbulkan kebobrokan ?.

            Untuk itu semua kita perlu melihat para pemikir dalam memandang memanusia, apakah manusia hanya di tempatkan sebagai bagian dari produk alam ?, sehingga dia di hargai karena kerjanya sehingga semangat kerja muncul tapi tidak menghiraukan sisi manusiawi yang terpenting bisa berproduksi sehingga dampak kegiatan produksi ini tidak pernah hadir dalam pertimbangan yang ada adalah bagaimana menghasilkan produksi. Sehingga bila ini telah menjadi visi kemajuan barat maka sudah menjadi kodrat untuk kita kritisi sebagai kemajuan yang trend sebab hanya menimbulkan masalah sosial berarti dapat kita katakan bahwa kemajuan barat tidak meletakkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai landasan kemajuan sebab hanya menempatkan manusia sebagai bagian dari produksi yang menyampingkan nilai-nilai kemanusiaan, di hadapan kaum empirik barat manusia ibarat bahan eksperimen produksi untuk mencari untung sehingga melahirkan kesenjangan antara kaum buruh dan kaum pemilik modal yang makin menempatkan manusia sebagai alat pemenuhan tuntutan produksi, lalu pertanyaannya sekarang apa makna peradaban barat bila hanya menjadikan kemajuannya dengan tolak ukur produksi, sehingga yang tidak mampu berdaya saing dan pasti hanya dijadikan sebagai penikmat limbah produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar