Mahasiswa Harus
Mengakhiri Demo atau Demo yang akan Mengahiri Mahasiswa
Aksi demo yang di lancarkan mahasiswa sebagai buntut dari
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang oleh banyak kalangan di nilai
terlalu memberatkan bagi masyarakat kecil, sehingga mahasiswa harus turun ke
jalan menyuarakan aspirasi rakyat lalu pertanyaannya apa guna anggota DPR
dipilih kalau tak bisa menyuarakan aspirasi rakyat atau segaligus kritikan
balik kepada mahasiswa apakah yang dilakukannya itu tidak mengambil wewenang
anggota DPR ?, lalu masih pantaskah mahasiswa berteriak tegakkan keadilan kalau
dia sendiri telah melanggar nilai keadilan dengan menyerobot kewenangan anggota
DPR yang sah sebagai pemegang mandat perwakilan rakyat untuk menjalankan tugas
menyampaikan aspirasi.
Melihat dari realita demonstrasi yang dilakukan mahasiswa
dan telah mencapai puncak klimaks dengan adanya berbagai macam peristiwa
anarkisme yang ikut menyertai aksi demonstrasi, yang telah dibangga-banggakan
oleh mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang sangat mulia tetapi
kemuliaannya tercoreng dengan prilaku mahasiswa yang brutal dan anarkisme, lalu
masih pantaskah aksi mahasiswa disebut sebagai bentuk aspirasi rakyat, kalau
rakyat sendiri menderita dengan adanya aksi demo yang membuat tukang becak
gagal, tukang ojeng, sopir pt-pt, dan tukang bentor gagal beroprasi karena
adanya aksi mahasiswa, sehingga teriakan mahasiswa sebagai pembawa aspirasi
rakyat kecil perlu dipertanyakan ulang. Kalau orang-orang yang dibawakan
aspirasinya sendiri menderita dan bahkan dengan aksi itu mereka harus berkurang
penghasilannya maka dimana lagi makna teriakan itu ?. sebab harga BBM sudah
pasti naik walaupun mahasiswa harus menutup jalan hingga lumpu total tak akan
mempengaruhi keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
Apakah substansi demo itu harus anarkis atau kalau tidak
anarkis bukan demo namanya ?, pertanyaan ini seolah menggelitik sama seperti
ujian nasional dengan kunci jawaban sehingga telah menjadi adat istiadat
apabila ujian nasional maka pasti ada kunci jawaban sehingga kalau tidak ada
kunci jawaban maka bukan ujian nasional namanya, dengan keadaan seperti ini
sebetulnya substansi demo telah melenceng jauh dari nilai-nilai demo yang etis
bukankah akan jauh lebih elok apabila orang yang menyampaikan aspirasi itu
dengan kata-kata santun tanpa ada yang harus melukai satu sama lain. Secara
psikologi apabila kita menyampaikan sesuatu atau pesan kepada seseorang dengan
suara lembut ataupun dengan etika maka pasti pesan itu disambut dengan tangan
terbuka, tetapi coba anda menyampaikan pesan kepada seseorang dengan
teriak-teriak apalagi dengan brutal dan anarkis sudah pasti orang yang
mendengarkan anda menyampaikan pesan melakukan tindakan diluar batas kewajaran
sebab anda sendiri yang meminta hal tersebut. Mungkin wajar pemerintah sebagai
penerimah pesan dari rakyat melalui mahasiswa merasa tersinggung sehingga
mengerahkan petugas untuk menghalau tindakan-tindakan yang anarkis yang
dilakukan oleh mahasiswa, apalagi kalau mahasiswa sendiri menggunakan busur dan
mengenai pihak keamanan yang sebetulnya mengatur keamanan serta ketertiban
supaya mahasiswa menyampaikan aspirasi menjadi teratur tanpa gangguan dari
mobil ataupun motor yang lalu lalang.
Substansi demo sebagai bentuk untuk menyampaikan aspirasi
rakyat pada dasarnya sangatlah bijak apalagi yang menyampaikan itu adalah
mahasiswa yang menjadi corong perubahan segaligus harapan bangsa kedepannya,
tetapi yang menjadi ironi bagi kita semua adalah sudikah bangsa ini meletakkan
harapannya kedepan di pundak para mahasiswa kalau tindakannya hari ini tak
mencerminkan nilai-nilai moral, mahasiswa tidak lagi menjadi harapan pembawa
perubahan tetapi telah menjadi pembawa masalah sosial di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Harapan kita kedepan mahasiswa harus menghentikan demo
yang brutal apalagi yang berujung pada tindakan anarkisme, sebab yang terluka
bukan siapa-siapa tetapi yang terluka adalah kita sendiri. Masihkah kita tega
melihat pihak keamanan terluka karena demo, kritikan-kritikan terhadap demo
mahasiswa sangat kita perlukan untuk membangun kedewasaan para mahasiswa
melihat setiap masalah, sebab mahasiswa didik untuk memberikan solusi bukan
malah menjadi pembawa polusi dengan membakar-bakar ban di jalan raya. Sekarang
sudah saatnya mahasiswa menghentikan demo yang brutal sebab itu tidaklah
mencerminkan mahasiswa agen of changeng, jangan sampai mahasiswa yang akan
dirubah oleh keadaan sehingga mahasiswa hanya mengikuti keadaan bukan merubah
keadaan. Ini segaligus menjadi kritikan terhadap slogan-slogan yang sangat
dibesar-besarkan oleh mahasiswa sebagai agen of changeng, tetapi dia sendiri
tak mencerminkan pembawa perubahan tetapi hanya menjadi penikmat status quo,
kenapa bisa seperti itu ? kalau mahasiswa setuju dengan slogan agen of changeng
maka sudah saatnya dia merubah gaya demonya yang brutal menjadi beretika.
Demo-demo yang disuguhkan mahasiswa akhir-akhir ini
memang telah mengilhami demo-demo tandingan yang serupa, segaligus meniru aksi
mahasiswa yang brutal sekelompok warga juga turut terpancing dan emosi melihat
tingkah mahasiswa yang seperti singa padang pasir yang menerkam siapa saja yang
menghalangi jalannya tanpa memikirkan para pengguna jalan yang lain, sehingga
warga pun melakukan demo tandingan untuk melawan aksi demo mahasiswa yang
brutal maka warga pun melakukan serangan yang brutal kepada mahasiswa. Hal ini
dilakukan oleh warga untuk menghentikan demo mahasiswa yang telah dinilai telah
berada diluar kewajaran, sehingga dengan kejadian itu saya teringat sebuah
pesan dari kampung bahwa apabila ada orang yang memusuhimu dan menyerangmu maka
jurus pertama yang harus kau lakukan adalah gunakanlah jurus yang sama seperti
saat dia menyerangmu. Jadi, kalau mahasiswa diserang dengan demo anarkis oleh
warga maka itu pada dasarnya adalah senjata mahasiswa sendiri yang dipakai
untuk menyerangnya kembali dan ini akan menjadi sebuah anekdot bagi mahasiswa
bahwa mahasiswa harus mengakhiri demo atau demo yang akan mengakhiri mahasiswa,
sebuah hal yang harus direnungkan bersama oleh mahasiswa jangan sampai dia
menepuk air di dulang tetapi akhirnya mengenai muka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar