CATATAN
APRESIASI
DARI
BUKU PENGANTAR FILSAFAT NILAI
KARYA
RISIERI FRONDIZI
DI
TERBITKAN OLEH:
PUSTAKA
PELAJAR
DARI
SEORANG MAHASISWA UIN ALAUDDIN MAKASSAR
JURUSAN
FILSAFAT
BERNAMA
A.HENDRA DIMANSA
Sebuah pertanyaan yang menggelitik di
hadirkankan oleh buku terjemahan ini yang berjudul pengantar filsafat nilai
dengan menyajikan suguhan pertanyaan fundamental menantang untuk di coba untuk
menjawabnya apalagi hal ini erat kaitanya mengenai nilai, pertanyaan itu
berbunyi “apakah benda itu bernilai karena kita menilainya, ataukah kita
menilainya karena benda itu bernilai?”, dari dua pertanyaan diatas seolah
menghantam pikiran kita untuk kembali berpikir mengenai sebuah makna atau arti
sebuah nilai, segaligus kita kembali bertanya apakah nilai itu bayangan dari
keterbatasan pikiran kita untuk mendefinisikan mengenai sesuatu materi ataupun
immateri?, ataukah dengan banyaknya sajian nilai dengan hanya menyajikan
simbolistik bukankah itu hanya menyempitkan makna sebuah nilai, sungguh
pembahasan mengenai sebuah nilai di ibaratkan sebuah anak kecil yang tengah
menikmati sebuah snakc, anak kecil tak pernah memikirkan biaya yang harus di
keluarkan untuk membeli snakc yang penting hasratnya untuk menikmati snakc
tersebut terwujud, lalu apakah nilai hadir dari sebuah sikap menikmati?, tapi
dari hal tersebut membuat kita kembali berpikir apakah seorang penikmat itu
mengerti apa makna dari nilai ataukah dia betul-betul memahami nilai dari apa
yang di nikmatinya?. Dari sajian paparan mengenai nilai di atas ada sebuah
gambaran dari satu pusat kemudian melahirkan bayangan pemaknaan mengenai apa
itu nilai?, dua pertanyaan di atas mengenai apakah benda itu bernilai karena
kita menilainya, ataukah kita menilainya karena benda itu bernilai?, pertanyaan
pertama itu lebih mengarahkan pikiran kita pada pemikiran yang subjektiv
mengapa?, karena bisa saja hal yang dianggap nilai itu lahir dari siapa yang
menilainya dan hal ini melahirkan nilai dari apa yang di pahami sehingga
subjektiv sangatlah menonjol yang kemudian melahirkan sebuah nilai, serta
pertanyaan ke dua mengarahkan pemikiran kita pada sikap objektiv dari situ kita
dapat berpikir apakah nilai itu dapat hadir dari sebuah relasi antara pandangan
yang subjektiv dan pandangan yang objektiv?, semua orang boleh menilai tapi
apakah dari semua orang yang menilai memahami apa yang menjadi nilai dari hasil
penilaiannya?.
Ada sebuah hal yang sangat menarik bila kita membahas mengenai sebuah
nilai yaitu rutunitas seorang guru yang setiap saat memeriksa tugas siswa dan
memberikan nilai dari apa yang telah di kerjakan seorang sisiwa, dari hal
tersebut muncul sebuah pertanyaan apakah nilai itu telah ada ataukah nilai
sebuah hasil?, bayangkan seorang guru dengan memeriksa tugas seorang siswa
apakah guru tersebut telah mengetahui nilai hingga berani memberikan nilai dari hasil yang telah di kerjakan oleh
siswanya?, ini sangat menggelitik apakah nilai telah ada sebelumnya ataukah
nilai itu hasil dari sebuah kepastian?. Banyak argumen yang dapat muncul ketika
membahas mengenai nilai, ada yang menarik untuk di bicarakan mengenai persoalan
nilai tidak terlepas dari hal yaitu apa yang di nilai? dan apakah yang
dinamakan nilai adalah hasil akhir dari penilaian?, apakah nilai itu merupakan
suatu efek dari apa yang menjadi objek penilaian?.
Untuk lebih mengarahkan lagi pembahasan mengenai
nilai maka penulis mengarahkan pembahasan ini kepada satu pembahasan yang di
berjudul MENINJAU NILAI DARI SEGI TINGKATAN SOSIAL, EKONOMI, DAN PENDIDIKAN,
penulis merasa dari tiga tingkatan inilah merupakan areal sarat nilai dan
sangat menarik untuk di paparkan dalam mengkaji mengenai nilai.
Sering sekali
pemahaman mengenai suatu nilai diartikan dari TINGKATAN SOSIAL hal ini dapat di
pahami dengan adanya sub-sub kelas atau tingkatan sosial yang dianut oleh
masyarakat dan dapat dimaknai bahwa hal ini merupakan suatu relasi mengenai
nilai tentang bagaimana masyarakat memandang/menilai status sosial dengan memberikan
kedudukan yang tinggi dalam lapisan sosial masyarakan?, semua masyarakat tentu
telah memahami mengenai adanya kelas-kelas sosial baik barat maupun timur telah
mengenai yang namanya status bangsawan sampai kelapisan terbawah yang sering di
pahami sebagai budak, sejauh ini kita semua telah terbiasa memberikan
penghormatan/penilaian yang tinggi kepada kaum bangsawan serta menempatkanya
pada posisi terhormat, lalu apakah ini sebuah bentuk penilaian subjektiv atau
objektiv?, kita tentu menyadari adakalanya suatu nilai itu dapat subjektiv
disebabkan pemahaman mengenai nilai yang dianut oleh masyarakat, tentu sangat
berbeda bila hal ini di hadapkan pada suatu keadaan yang jauh berbeda dari apa
yang dianut oleh sisitem sosial dengan masyarakat yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar