Jumat, 27 November 2015

CATATAN APRESIASI

CATATAN APRESIASI
DARI BUKU PENGANTAR FILSAFAT NILAI
KARYA RISIERI FRONDIZI
DI TERBITKAN OLEH:
PUSTAKA PELAJAR
DARI SEORANG MAHASISWA  UIN ALAUDDIN MAKASSAR
JURUSAN FILSAFAT
BERNAMA A.HENDRA DIMANSA
                 Sebuah pertanyaan yang menggelitik di hadirkankan oleh buku terjemahan ini yang berjudul pengantar filsafat nilai dengan menyajikan suguhan pertanyaan fundamental menantang untuk di coba untuk menjawabnya apalagi hal ini erat kaitanya mengenai nilai, pertanyaan itu berbunyi “apakah benda itu bernilai karena kita menilainya, ataukah kita menilainya karena benda itu bernilai?”, dari dua pertanyaan diatas seolah menghantam pikiran kita untuk kembali berpikir mengenai sebuah makna atau arti sebuah nilai, segaligus kita kembali bertanya apakah nilai itu bayangan dari keterbatasan pikiran kita untuk mendefinisikan mengenai sesuatu materi ataupun immateri?, ataukah dengan banyaknya sajian nilai dengan hanya menyajikan simbolistik bukankah itu hanya menyempitkan makna sebuah nilai, sungguh pembahasan mengenai sebuah nilai di ibaratkan sebuah anak kecil yang tengah menikmati sebuah snakc, anak kecil tak pernah memikirkan biaya yang harus di keluarkan untuk membeli snakc yang penting hasratnya untuk menikmati snakc tersebut terwujud, lalu apakah nilai hadir dari sebuah sikap menikmati?, tapi dari hal tersebut membuat kita kembali berpikir apakah seorang penikmat itu mengerti apa makna dari nilai ataukah dia betul-betul memahami nilai dari apa yang di nikmatinya?. Dari sajian paparan mengenai nilai di atas ada sebuah gambaran dari satu pusat kemudian melahirkan bayangan pemaknaan mengenai apa itu nilai?, dua pertanyaan di atas mengenai apakah benda itu bernilai karena kita menilainya, ataukah kita menilainya karena benda itu bernilai?, pertanyaan pertama itu lebih mengarahkan pikiran kita pada pemikiran yang subjektiv mengapa?, karena bisa saja hal yang dianggap nilai itu lahir dari siapa yang menilainya dan hal ini melahirkan nilai dari apa yang di pahami sehingga subjektiv sangatlah menonjol yang kemudian melahirkan sebuah nilai, serta pertanyaan ke dua mengarahkan pemikiran kita pada sikap objektiv dari situ kita dapat berpikir apakah nilai itu dapat hadir dari sebuah relasi antara pandangan yang subjektiv dan pandangan yang objektiv?, semua orang boleh menilai tapi apakah dari semua orang yang menilai memahami apa yang menjadi nilai dari hasil penilaiannya?.
                 Ada sebuah hal yang sangat menarik bila kita membahas mengenai sebuah nilai yaitu rutunitas seorang guru yang setiap saat memeriksa tugas siswa dan memberikan nilai dari apa yang telah di kerjakan seorang sisiwa, dari hal tersebut muncul sebuah pertanyaan apakah nilai itu telah ada ataukah nilai sebuah hasil?, bayangkan seorang guru dengan memeriksa tugas seorang siswa apakah guru tersebut telah mengetahui nilai hingga berani memberikan  nilai dari hasil yang telah di kerjakan oleh siswanya?, ini sangat menggelitik apakah nilai telah ada sebelumnya ataukah nilai itu hasil dari sebuah kepastian?. Banyak argumen yang dapat muncul ketika membahas mengenai nilai, ada yang menarik untuk di bicarakan mengenai persoalan nilai tidak terlepas dari hal yaitu apa yang di nilai? dan apakah yang dinamakan nilai adalah hasil akhir dari penilaian?, apakah nilai itu merupakan suatu efek dari apa yang menjadi objek penilaian?.
Untuk lebih mengarahkan lagi pembahasan mengenai nilai maka penulis mengarahkan pembahasan ini kepada satu pembahasan yang di berjudul MENINJAU NILAI DARI SEGI TINGKATAN SOSIAL, EKONOMI, DAN PENDIDIKAN, penulis merasa dari tiga tingkatan inilah merupakan areal sarat nilai dan sangat menarik untuk di paparkan dalam mengkaji mengenai nilai.

                          Sering sekali pemahaman mengenai suatu nilai diartikan dari TINGKATAN SOSIAL hal ini dapat di pahami dengan adanya sub-sub kelas atau tingkatan sosial yang dianut oleh masyarakat dan dapat dimaknai bahwa hal ini merupakan suatu relasi mengenai nilai tentang bagaimana masyarakat memandang/menilai status sosial dengan memberikan kedudukan yang tinggi dalam lapisan sosial masyarakan?, semua masyarakat tentu telah memahami mengenai adanya kelas-kelas sosial baik barat maupun timur telah mengenai yang namanya status bangsawan sampai kelapisan terbawah yang sering di pahami sebagai budak, sejauh ini kita semua telah terbiasa memberikan penghormatan/penilaian yang tinggi kepada kaum bangsawan serta menempatkanya pada posisi terhormat, lalu apakah ini sebuah bentuk penilaian subjektiv atau objektiv?, kita tentu menyadari adakalanya suatu nilai itu dapat subjektiv disebabkan pemahaman mengenai nilai yang dianut oleh masyarakat, tentu sangat berbeda bila hal ini di hadapkan pada suatu keadaan yang jauh berbeda dari apa yang dianut oleh sisitem sosial dengan masyarakat yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar